Sekapur Sirih Kang Wito Prasetyo

Ketika orang – orang lelap dengan tidurnya, ketika yang lain asyik dengan rutinitas formalnya, ketika semua menjadikan bahan diskusi, materi perencanaan yang berakhir diatas meja, ketika itu pula sebuah kegiatan berjalan diluar rutinitas, menembus formalitas, munculah sebuah action yang berkelanjutan melahirkan sebuah implementasi yang di rasakan dan dinikmati masyarakat, adalah Pengembangan desa menjadi Desa Wisata di Kabupaten Purworejo. Berbagai tantangan menghadang, suara sumbang menghampiri, bukan saja faktor Internal namun juga tekanan yang begitu besar dari eksternal.

Sebuah upaya yang pertama dan “menyimpang” dari kebiasaan, telah dilakukan oleh Tim Jappantour, untuk menginisiasi masyarakat Pedesaan di Kabupaten Purworejo, menerobos tradisi formal pengembangan desa menjadi desa wisata. Sebuah sistem yang dijalankan diluar kebiasaan, pola pemberdayaan masyarakat , pola aspiratif dan inisiasi telah melahirkan kekuatan besar semangat masyarakat untuk maju, berkembang dengan kemandirian. Kekuatan lokal pedesaan telah membuka hati, melahirkan kepedulian bersama, dalam upaya mengentaskan kemiskinan di desa melalui sektor Pariwisata.

Kemiskinan bukan disebabkan kurangnya pendapatan namun hal utama yang menjadi penyebab adalah keterbatasan akses bagi masyarakat pedesaan, dengan dikembangkannya menjadi Desa Wisata maka akses tersebut dapat terbuka, baik akses dengan kawasan sekitar, akses pendanaan, akses informasi dan sebagainya , yang pada akhirnya memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan nilai ekonomis sumber daya pedesaan.

Kabupaten Purworejo potensi untuk dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata, keanekaragaman sumber daya alam , laut dan sumber daya manusia sangat mendukung akan hal tersebut . Keinginan dan semangat masyarakat untuk maju berkaitan dengan pendayagunaan Potensi dan daya tarik wisata pedesaan terlihat kuat dengan semangat swadaya dan kebersamaan. Sehubungan dengan itu perlunya fasilitasi oleh Pemerintah Daerah sehingga Keanekaragaman Daya Tarik Wisata tersebut dapat berdaya guna dan memberikan kontribusi dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat Purworejo.

Sesuai misi gerakan Bali Ndeso Mbagun Deso yang bertujuan untuk memaksimalkan potensi yang ada di wilayah pedesaan, baik dari sisi sumber daya alam, sumberdaya manusia, sosial kemasyarakatan, keluhuran budaya serta kearifan lokal, maka pengelolaan Potensi lokal melalui sektor Pariwisata ( desa Wisata ) menjadi sangat relevan mengingat hal ini mampu menggerakan sektor lain dalam upaya percepatan pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pengelolaan Desa Wisata secara profesional , akan mampu memberikan kontribusi dalam upaya pengentasan kemiskinan, pelestarian sumber daya dan kearifan lokal serta mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.

DESA WISATA

Posted by jappantour On Sabtu, 04 September 2010 2 Comments

A. Potensi dan Daya Tarik Wisata Pedesaan

Kabupaten Purworejo kaya akan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang sangat potensial untuk dikembangkan, sumber daya tersebut belum sepenuhnya dikelola dan dikembangkan dengan maksimal, sehingga belum mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara optimal. Kondisi tersebut antara lain belum terakomodasi dan terfasilitasi , keinginan, semangat untuk maju, khususnya berkaitan dengan pendayagunaan Potensi dan daya tarik wisata pedesaan terlihat dari masih banyaknya potensi dan daya tarik wisata serta kearifan lokal belum tersentuh secara optimal. Sesuai misi gerakan Bali Ndeso Mbagun Deso yang bertujuan untuk memaksimalkan potensi yang ada di wilayah pedesaan, baik dari sisi sumber daya alam, sumberdaya manusia, sosial kemasyarakatan, keluhuran budaya serta kearifan lokal, maka pengelolaan Potensi lokal melalui sektor Pariwisata ( desa Wisata ) menjadi sangat relevan mengingat hal ini mampu menggerakan sektor lain dalam upaya percepatan pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kemiskinan bukan disebabkan kurangnya pendapatan namun hal utama yang menjadi penyebab adalah keterbatasan akses bagi masyarakat pedesaan, dengan dikembangkannya menjadi Desa Wisata maka akses tersebut dapat terbuka, baik akses dengan kawasan sekitar, akses pendanaan, akses informasi dan sebagainya , yang pada akhirnya memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan nilai ekonomis sumber daya pedesaan.
Pengelolaan Desa Wisata secara profesional , mampu memberikan kontribusi dalam upaya pengentasan kemiskinan, pelestarian sumber daya dan kearifan lokal dan Pendapatan Asli Daerah.
B. Pemberdayaan Masyarakat melalui Pariwisata
Salah satu amanah penting yang dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Pariwisata adalah Sektor Pariwisata harus berperan juga dalam penanggulangan kemiskinan. Kebijakan maupun program bidang pariwisata yang dilakukan seperti langkah-langkah promosi maupun peningkatan (ekstensifikasi dan diversifikasi) jumlah atraksi, sarana maupun amenitis, adalah penting untuk melihat respon wisatawan terhadap kualitas layanan itu sendiri. Kualitas layanan juga memberi peran cukup signifikan bagi meningkatnya jumlah kedatangan wisatawan. Di sisi lain, kualitas layanan ini sangat dipengaruhi oleh sikap pelaku usaha pariwisata itu sendiri. Pemberdayaan pada sisi supply ini menjadi penting untuk juga dilakukan.
Pergeseran minat wisatawan pada jenis wisata minat khusus memberi peluang berkembangnya atraksi wisata yang dikelola oleh berbagai pihak secara lebih luas, termasuk masyarakat sendiri melalui Desa Wisata yang berbasis masyarakat berwawasan lingkungan
Oleh karenanya, perlu segera dilakukan langkah-langkah dan pendekatan yang cukup komprehensif menjalankan amanat dari Undang-Undang tentang pariwisata itu sesegera mungkin.
C. Tujuan dan Sasaran
Tujuan kegiatan ini secara khusus adalah meningkatnya akses kepada sumberdaya dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri dan berkelanjutan.
Sedangkan secara umum adalah:
1. Meningkatkan kapasitas pemerintah desa dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama masyarakat melalui kebijakan, program dan penganggaran yang berpihak kepada masyarakat miskin (pro-poor).
2. Meningkatkan keberdayaan dan kemandirian masyarakat, serta kapasitas pemerintah desa dan kelompok peduli setempat dalam menanggulangi kemiskinan di wilayahnya melalui sektor Pariwisata.
3. Meningkatkan modal masyarakat yang berkembang sesuai dengan potensi sosial dan budaya serta untuk melestarikan kearifan lokal.
4. Meningkatkan kreatifitas, produktifitas dan Inovasi pemanfaatan teknologi tepat guna, informasi dan komunikasi dalam pemberdayaan masyarakat.
Untuk melaksanakan tujuan-tujuan tersebut di atas, diperlukan berbagai langkah terobosan yang harus dijalankan. Dalam konteks perwujudan dari Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan diperlukan program dan langkah yang bersifat komprehensif dan terintegrasi antara satu program penanggulangan kemiskinan yang satu dengan lainnya (antar dinas / SKPD ), sehingga keberadaan desa wisata dapat berkembang , mandiri dan berkelanjutan.
D. Output yang Diharapkan
Berdasarkan tujuan dan sasaran di atas, kegiatan Pra Pendampingan ini diharapkan dalam menghasilkan keluaran sebagai berikut:
1. Pemahaman Desa wisata bagi masyarakat
2. Terbentuknya Pengelola Desa Wisata
3. Tersusunnya Data Potensi dan Daya Tarik Wisata Pedesaan
E. Pelaksanaan Pra Pendampingan
1. Inventarisir Potensi dan Daya Tarik Wisata Pedesaan
Kegiatan ini sebagai permulaan untuk mengetahui sejauhmana Potensi dan daya tarik wisata yang di miliki suatu desa, dan peran aktif tokoh masyarakat setempat khususnya Perangkat desa. Hal ini penting dilakukan untuk melihat prospektif desa apabila dijadikan desa wisata yang dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung.
Inventarisir ini dilakukan dengan pengambilan Gambar melalui Audio Visual, yang hasilnya akan diklarifikasi kepada tokoh masyarakat dan Perangkat desa melalui sosilisasi tentang Desa Wisata
Dalam menjalankan kegiatannya Pra Pendampingan menggunakan prinsip-prinsip antara lain:
1. Pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan Community Driven Development (CDD), masyarakat sebagai pelaku dan pendamping sebagai fasilitator dan Mediator.
2. Prioritas pada Potensi dan daya tarik wisata baik fisik maupun non fisik di desa.
3. Partisipatif dengan melibatkan seluruh stakeholder desa/kelurahan, termasuk kelompok marjinal (miskin, perempuan, dan sebagainya).
4. Transparan. Semua proses dijalankan secara terbuka dan dapat dilihat oleh siapa saja.
5. Prospektif, artinya bahwa Poetnsi dan daya Tarik Wisata mempunyai keunggulan mutlak dan keunggulan komparatif.
6. Desentralisasi. Manajemen dan pengambilan keputusan berada pada tingkat lokal.
2. Sosialisasi Desa Wisata
Setelah selesai menjalankan Inventarisasi Potensi dan Daya Tarik wisata, kegiatan selanjutnya adalah Sosialisasi tentang desa wisata dan atau Kepariwisataan desa, penting dilakukan agar tercipta pemahaman dalam memandang desa wisata dan kegiatannya.
Dalam kegiatan sosialisasi ini, pihak-pihak terkait di undang, diantaranya adalah :
1. Pemangku kepentingan tingkat desa
2. Perangkat pemerintah Desa
3. Muspika
4. SKPD/ Dinas/ Instansi terkait di Pemerintah Daerah
Dalam kegiatan sosialisasi ini materi yang disampaikan meliputi, pengertian tentang Desa Wisata, prasyarat desa wisata, dan sekilas tentang Manajemen Desa Wisata.

2 Responses so far.

  1. Anonim says:

    memang indah Purworejo , kaya akan potensi daya tarik wisata, tapi mengapa ya.... kok belum di kelola secara optimal....makanya perlu perhatian serius, bukankah Wisata merupakan penghasil devisa non migas ? ayo indahnya purworejo kabarkan pada dunia

  2. Anonim says:

    Sayang sekali, Purworejo tidak memiliki Dinas yang khusus menangani Pariwisata, makanya perlu ditinjau kembali, Pariwisata mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bukankah demikian ? bung ?

Leave a Reply

RESPONSIF PEMERINTAH DIPERLUKAN DALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA

Kurangnya responsif Pemerintah Kabupaten Magelang terhadap Pengembangan Desa menjadi Desa Wisata, telah memunculkan pemahaman yang berbeda. Belajar dari Kasus Desa Salam dan Desa Gulon , dengan ditetapkannya sebuah desa menjadi desa binaan wisata tentunya ditundaklanjuti dengan berbagai prioritas pembinaan – pembinaan yang mengarah kepada daya dukung Pariwisata Pedesaan dari instansi terkait .

Di katakan oleh kepala Desa Salam bahwa untuk melaksanakan pembangunan / penataan di perlukan 3 komponen utama yaitu Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Modal, pemerintah Desa Salam memiliki SDA dan SD Manusia , sementara Anggaran Pemerintah Kabupaten Magelang di bidang Pariwisata sangat-sangat terbatas, maka Pemerintah Desa Salam beserta lembaga Desa melaksanakan Rembug Desa dan sepakat melaksanakan penataan dengan memanfaatkan Sumber Daya Alam untuk memenuhi Sumber Daya Modal ( konversi ).

Kegiatan yang dilakukan dengan alat berat ( Back Hoe ) dipandang oleh Pemda Magelang sebuah sebuah Eksploitasi Bahan galian Golongan C sementara Pemerintah Desa Salam menyatakan sebagai sebuah penataan menuju Desa Wisata salam sebagai diamanatklan dalam Perbup No.18 tahun 2008.Perbedaan Pemahaman penggunaan alat berat tersebut berakibat terhentinya penataan akses / sarana parasarana Wisata di desa Salam menjadi terhenti.

Insiatif, Kreatifitas, Invoasi, Produktifitas dan semangat masyarakat dalam berswadaya tidak pernah menjadi bahan pertimbangan Pemerintah Kabupaten Magelang, seharusnya Pemda Magelang bangga atas Kemandirian Masyarakat dalam mewujudkan desanya menjadi Desa Wisata, artinya masyarakat memahami bahwa pembangunan di desa tidak bisa seluruhnya mengandalkan bantuan Pemerintah atau menunggu bantuan yang tidak pasti. Masyarakat yang kreatif tersebut akan mempercepat pembangunan di desa dan merupakan transisi sosial budaya masyarakat pedesaan menuju kepada Kepariwisataan Pedesaan.

Mo ke Desta di Kabupaten Purworejo ?

Hubungi :
jappantour
Jln. Raya Candirejo KM 3 Candirejo Borobudur Magelang
Telp. ( 0293 ) 788609, 789297
Mobile : 085 292 000 881
Email : kangwito@ymail.com atau dyah_we@ymail.com
http : //kabardesta.blogspot.com


CARANYA :
Hubungi alamat tersebut diatas, wisatawan bisa ke Candi Borobudur dulu...... terus kami siap antar memandu ke Desa Wisata Kabupaten Purworejo, ada Guanya, ada Benteng Peninggalan Jaman Jepang, ada Pantainya dan banyak lagi peninggalan sejarah, seni dan budayanya... POKOKnya Purworejo lebih variatif............... makanya " Indahnya Purworejo kabarkan pada dunia "

BIAYA WISATA

BIAYA WISATA
PAket Wisata dapat menyesuaikan keinginan Wisatawan

BIAYA WISATA

BIAYA WISATA
Biaya sewaktu waktu dapat berubah tanpa pemberitahuan terlebih dahulu

Apakah ingin berkunjung ke Desa Wisata Purworejo ?

jappantour@2010. Diberdayakan oleh Blogger.